Pusat Studi Kebudayaan IAKN Tarutung adalah pusat kajian yang memfokuskan aktivitasnya pada kajian budaya di kawasan Tapanuli dan luar Tapanuli. Pusat Studi ini lahir dari rahim sejarah Tapanuli itu sendiri. Tapanuli mengandung keragaman budaya, aktivitas budaya, dan perubahan budaya di dalam dirinya. Dengan demikian, segala aktivitas itu turut mempengaruhi dan membentuk Tapanuli.

Tapanuli adalah daerah yang sangat multikultural. Kawasan ini dihuni oleh beragam suku, agama, dan kondisi geografis. Semua ini membuat Tapanuli menjadi area yang sangat melimpah untuk diteliti. Daerah ini masih terbilang sangat sedikit diteliti. Bila pun terdapat beberapa penelitian yang sudah menjadi magnum opus, ada keterputusan jarak dari penelitian tersebut. Alhasil terjadi kemandegan, atau keterlembatan, kajian-kajian terbaru.

IAKN Tarutung terletak di pusat Batak. Institusi ini juga dikelilingi oleh kawasan yang satu sama lain saling terikat, baik dari sisi identitas maupun sisi-sisi lainnya. IAKN Tarutung berkomitmen menjadi the centre of excellence. Pusat Studi Kebudayaan IAKN Tarutung memaknainya dengan melakukan kajian mendalam tentang keberagaman budaya tersebut.

IAKN Tarutung juga berada di tempat di mana kekristenan berkembang untuk pertama kali di kawasan Sumatera Utara. Perjumpaan antara budaya Batak dengan Kristen menghasilkan perubahan-perubahan mendasar di Tapanuli. Perjumpaan itu menghasilkan adaptasi, negosiasi, akulturasi, hibriditas, sehingga tercipta beberapa identitas kebudayaan. Beberapa dekade ini, terjadi perubahan mendasar dalam kehidupan orang Batak. Tidak bisa ditampik, dunia yang semakin mengglobal berpotensi, bahkan sudah, menggerus sendi-sendi kehidupan orang Batak. Dengan demikian, diperlukan kajian serius dan mendalam untuk menangkap proses perubahan tersebut.

Hal lain yang menjadi perhatian Pusat Studi IAKN Tarutung adalah dijadikannya Danau Toba sebagai kawasan strategis nasional. Perkembangan pariwisata yang sangat pesat mendatangkan kebaikan bagi masyarakat, baik dari sisi ekonomi maupun pengembangan kebudayaan. Namun, di sisi lain, pariwisata juga tidak bisa dipungkiri mendatangkan dampak negatif. Di beberapa kawasan Danau Toba terjadi konflik agraria yang sangat massif. Untuk keperluan kajian, kedua sisi pariwisata tersebut mestilah diteliti dengan baik. Studi lintas ilmu akan mampu menangkap hal-hal yang sering luput dari kajian-kajian pariwisata yang sudah pernah dilakukan. Dengan demikian, Pusat Studi Kebudayaan IAKN Tarutung berperan aktif dalam mengkaji dan memberikan solusi alternatif untuk permasalahan yang ditimbulkan oleh pariwisata.